S2 Dalam Negeri


Bagi banyak orang, kuliah master di luar negeri pastinya suatu hal yang sangat didamba-dambakan. Banyak alasan yang bisa banget bikin kita pengen untuk bisa sekolah disana. Tapi banyak hal juga yang harus dikejar which is semuanya ga mudah untuk bisa diwujudkan. Kebanyakan mungkin orang yang gagal dalam prosesnya, entah karena faktor internal maupun eksternal, lebih memilih bekerja daripada sekolah master di dalam negeri. Aku salah satunya, hampir ngelakuin hal itu. Tapi pada akhirnya Allah menunjukkan untuk tetap kuliah di dalam negeri aja.

Tulisan kali ini aku lebih pengen share sedikit pengalaman setelah 1 semester kuliah master di Indonesia yang awalnya aku merasa ragu. Banyak pertanyaan yang muncul, Apakah lingkungan yang baru bisa sebaik dan senyaman dulu ? Apakah perkuliahan atau ilmu yang aku dapetin bakalan jauh ketinggalan dibanding kalo kuliah di luar negeri ? Makannya saat itu tujuan aku masih kekeuh banget buat study abroad (yang mungkin kalo ini masih jadi tujuan, aku masih berkutat dengan segala persiapannya dan belum pasti kapan kesempatan ini datang karena kemampuan bahasa yang belum baik dan kompetisi beasiswa yang ketat). Selain itu dukungan dari orang tua yang cuma 50% masih belum aku jadiin pertimbangan karena aku pikir dengan membujuk, suatu saat mereka bisa sepenuhnya mendukung.

Setelah berbulan-bulan dengan penuh kekeuh-sumekeuh, aku mencoba untuk merenungkan semuanya khususnya orang tua. Ada hal yang cukup aku sadari bahwa dukungan orang tua untuk kuliah di dalam negeri insya Allah bakal membuka jalan untuk lebih banyak beribadah. Aku bisa lebih sering pulang nengokin orang tua dan membantu segala hal yang bisa aku lakukan dibanding study abroad, because they have only me as a child. Beberapa orang tua juga mungkin tipikal yang mempunyai rasa khawatir tinggi terhadap anaknya, sehingga pilihan kuliah di dalam negeri akan lebih baik bagi psikis orang tua. Selain itu juga ga lupa buat konsultasi sama dosen terdekat buat memantapkan universitas dan jurusan yang tepat. Dengan kemantapan hati dan restu orang tua, aku ridho buat kuliah master di Indonesia.

Oke langsung ke intinya, pada akhirnya aku memilih magister sistem dan teknik transportasi di universitas gadjah mada. Jurusan ini yang menurut aku menarik di era sekarang dan cukup relevan dengan background aku yang sebelumnya yaitu pwk. How lucky me, di jurusan ini aku mendapat kesempatan diajar oleh bapak dan ibu dosen yang sebagian besar merupakan profesor. Pasti ilmu beliau ga akan diragukan lagi. Materi yang digunakan juga merupakan referensi buku-buku dari luar negeri. Cuma mungkin karena aku ambil jurusan yang ga linier pasti banyak nemuin ilmu baru dan sedikit kesulitan. Tapi Alhamdulillah satu semester bisa dilewatin.

Selain dari sisi akademik, lingkungan pun cukup mendukung. Aku bertemu banyak teman-teman yang sangat menginspirasi. Sebagian mahasiswinya ada yang sudah berkeluarga tapi semangat belajar mereka cenderung lebih menggebu-gebu dibanding aku sendiri sebagai fresh graduate. Yang lebih aku adore adalah mereka khususnya para wanita yang udah berkeluarga rela berpisah sama suami dan anak tercinta, malem harus belajar sambil nidurin anak, libur sedikit rela capek buat nyamperin suami dan anaknya yang ada di luar kota. Semua itu tanpa keinginan yang kuat dan pengorbanan ga akan berjalan sampai sejauh ini. They really reflect a figure of kartini. I always adore those wonder women.

Dari cerita ini intinya jangan pernah pudar keinginan untuk belajar meskipun belum bisa study abroad. Indonesia juga punya banyak orang yang kaya akan ilmu dan semua bergantung pada diri sendiri. Seberapa besar niat mencari ilmu dan seberapa positif kita bisa ambil kebaikan-kebaikan yang ada di lingkungan sekitar. Akan banyak sesuatu yang bermanfaat dan menginsiprasi. Pendidikan yang ternyata bukan hanya sebatas ilmu tapi terus belajar memaknai kehidupan dan berbenah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Stay positive! #notetomyself





Komentar

Postingan Populer